Cari Blog Ini

Minggu, 19 Januari 2014

Identifikasi Korban [Biologi]


Cara mengidentifikasi wajah korban di bidang forensik
Berbagai macam identifikasi wajah:
1. Shape Analytical Morfometri

Menurut Helmer tahun 1993, bahwa metode ini digunakan cara mencocokan kepala jenazah dengan fotografi dari wajah korban semasa hidup dengan menggunakan 3 perangkat pendekatan yaitu:

a. Sarana dan prasarana untuk memperoleh bayangan atau gambar dari tengkorak maupun dari foto wajah semasa hidup yang akan di superimpose dengan menggunakan alat-alat:video kamera digital, analog monitor, digital monitor, lampu pengontrol, fiksasi tulang tengkorak, alat pengontrol fiksasi tulang tengkorak jenazah,video parameter, video recorder.

b. Standar prosedur
Prosedur standar internasional dalam melakukan metode ini harus mempunyai suatu formalir yang baku mutu untuk meminta ijin dari keluarga korban serta ditugaskan dalam jajaran penyidikan dari kepolisian.

c. Parameter
Teknik tersebut di atas haruslah memperoleh suatu parameter dengan seluruh evaluasi dari landmark dalam 2 atau 3 dimensi sehingga menurut Helmer dan Rieger 1989, menghasilkan suatu bentuk grafik-grafik dari parameter tersebut.


2. Scanning Mixing Computerized

Metode ini jauh lebih mudah dalam mengoperasikan identifikasi wajah dari foto korban semasa hidup (antemortem) dan garis-garis landmark dari kepala jenazah korban.
Oleh karena sarana dari metode lebih canggih maka metode ini lebih mudah, lebih sederhana dalam penggunaan dan menghasilakan identifikasi gambar wajah dari hasil superimpose yang lebih akurat.
Tehnik operasi sarana metode ini yaitu kepala jenazah korban dihubungkan dengan computer dari foto korban semasa hidup dapat dihubungkan dengan computer pula sehingga dengan panel control dapat dimanipulasi metode superimpose ini hasilnya akan timbul pada monitor.
Pada metode ini digunakan alat sebagai berikut:

a. Alat untuk menempatkan kepala jenazah
Alat ini digunakan untuk fikasasi tulang kepala dan pada metode ini digerakkan secara otomatis oleh computer.

b. Dua buah kamera berwarna yaitu: Kamera berwarna: digunakan untuk foto tulang tengkorak dan Kamera monokrom: digunakan untuk fotografi antemortem

c. Unit pengabung elektronik

d. Sebuah TV monitor
Alat ini akan menghasilakan suatu gambar dari hasil tracing korban dan fotografi antemortem.


3. Metode Cermin menurut Prof.Hashimoto tahun 1983

Metode ini juga menggunakan foto antemortem dan kepala jenazah korban yang masing-masing dipantulakan dengan cermin dalam suatu layar lebar demi memperoleh kecocokan outline dari wajah.cermin tersebut ada dua macam yaitu cermin satu sisi dan cermin dua sisi menurut Sushige dan Mineo tahun 1987 bahwa mengoperasikan pantulan cermin ini snagat sulit karena dibutuhkan suatu bidang datar yang luas untuk fiksasi cermin sedangkan pemantauan bayangan secara visual yang sulit pula untuk dilakukan.


IDENTIFIKASI KORBAN PALING AKURAT
Sejauh ini terdapat sembilan metode untuk mengidentifikasi jenazah. Mulai dari melihat bentuk tubuh korban atau tersangka yang belum rusak (visual), memeriksa dokumen identitas diri, sampai mengenali pakaian dan perhiasannya. Identifikasi jenazah juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan medis dari bagian tubuh seperti tulang dan uji serologi untuk mengetahui golongan darah.
Setiap cara identifikasi memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Sebagai contoh, pemeriksaan ciri-ciri gigi terkadang sulit dilakukan karena tidak setiap orang punya catatan gigi sehingga tidak mempunyai data antemortem yang kuat. Apalagi orang Indonesia jarang ke dokter gigi. Data rekam medis gigi pun jarang ada. Sedangkan uji sidik jari merupakan metode relatif murah, mudah, dan cepat. Caranya, membandingkan sidik jari korban dengan sidik jari sebelumnya seperti pada paspor atau data lainnya. Ketepatannya tinggi karena memiliki variasi besar dengan perhitungan satu berbanding lima miliar. Kelemahannya, sidik jari gampang hilang atau hancur karena ada di bagian luar tubuh. Kalau jarinya tidak utuh, akurasi juga berkurang.
Hingga kini metode pemeriksaan DNA adalah cara identifikasi yang paling tajam dibandingkan metode identifikasi jenazah lainnya dengan tingkat akurasi mendekati seratus persen. Hasilnya juga stabil dan bisa menggunakan semua bagian tubuh korban. Pemeriksaan DNA bisa diambil dari sampel mana pun, yang penting sel itu memiliki inti sel. Yang paling banyak digunakan memang biasanya darah, namun bisa juga dari cairan sperma, tulang, rambut, ludah, urin, maupun kotoran manusia. Tentunya pemeriksaan DNA ini harus ada sampel pembanding, yakni dari keluarga korban, terutama orangtuanya. Pemeriksaan DNA juga hanya perlu waktu paling lama dua hari, bahkan Taiwan memiliki peralatan canggih yang dapat memeriksa DNA dalam 4,5 jam. Kendala yang ada lebih keterbatasannya ahli DNA forensik yang memiliki kemampuan menganalisis hasil pemeriksaan DNA korban atau tersangka serta tingginya biaya pemeriksaan.

Definisi DNA
Asam deoksi-ribonukleat ( Deoxyribonucleic Acid = DNA ) adalah suatu senyawa kimiawi yang membentuk “ kromosom “. Bagian dari suatu kromosom yang mendikte suatu sifat khusus disebut “gen“. Struktur DNA adalah “untaian ganda” (double helix), yaitu dua untai bahan genetik yang membentuk spiral satu sama lain.
Setiap untaian terdiri dari satu deretan basa ( juga disebut nukleotida ). Basa dimaksud adalah salah satu dari keempat senyawa kimiawi berikut : Adenin, Guanin, Cytosine dan thymine. Kedua untai DNA berhubungan pada setiap basa. Setiap basa hanya akan berikatan dengan satu basa lainnya, dengan aturan sebagai berikut : Adenin (A) hanya akan berikatan dengan thymine (T), dan guanine (G) hanya akan berikatan dengan Cytosine (C) .
Contoh dari satu untaian DNA terlihat seperti ini :
A – A – C – T – G – A – T – A – G – G – T – C – T – A – G
Untaian DNA yang dapat terikat pada untaian DNA di atas adalah
T – T – G – A – C – T – A – T – C – C – A – G – A – T – C
dan gabungan dari keduanya menjadi :
A – A – C – T – G – A – T – A – G – G – T – C – T – A – G
T – T – G – A – C – T – A – T – C – C – A – G – A – T – C
Untaian DNA dibaca dari arah yang khusus, dari puncak atas (disebut 5’ atau ujung “ lima utama “ atau dari dasar (disebut ujung 3’ atau ujung “ tiga utama). Pada suatu untaian ganda, untaian diurut dari arah yang berlawanan :
5’ A – A – C – T – G – A – T – A – G – G – T – C – T – A – G 3’
3’ T – T – G – A – C – T – A – T – C – C – A – G – A – T – C 5’





Struktur kimia dari DNA adalah sebagai berikut :


Struktur kimiawi DNA dari setiap orang adalah sama, yang berbeda hanyalah urutan/susunan dari pasangan basa yang membentuk DNA tersebut. Ada jutaan pasangan basa yang terkandung dalam DNA setiap orang, dimana urutan/susunan basa-basa tersebut berbeda untuk setiap orang. Berdasarkan perbedaan urutan/susunan basa-basa dalam DNA tersebut, setiap orang dapat diidentifikasi. Namun demikian, karena ada jutaan pasangan basa, pekerjaan tersebut akan membutuhkan waktu yang lama. Sebagai penggantinya, para ahli dapat menggunakan metode yang lebih pendek, yaitu berdasarkan adanya pola pengulangan urutan/deretan basa dalam DNA setiap orang.



Namun demikian, pola ini tidak dapat memberikan suatu “ sidik jari “ secara individu, tetapi dapat digunakan untuk menentukan apakah dua contoh DNA yang dianalisis berasal dari orang yang sama, atau orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga satu satu sama lain, atau mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan keluarga. Para ahli menggunakan sejumlah kecil deretan DNA yang diketahui bervariasi di antara sekian banyak individu, dan menganalisisnya untuk memperoleh tingkat kemungkinan kecocokan tertentu.

Cara Melakukan Pemetaan Sidik Jari DNA
Southern Blot “ adalah salah satu cara untuk menganalisis pola-pola genetik yang muncul dalam DNA seseorang. Tahapan-tahapan pekerjaan “ Southern Blot “, meliputi :
(1). Isolasi DNA, yang dipermasalahkan yang berasal dari sisa-sisa bahan sel di dalam inti sel. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan detergent khusus untuk mencuci bahan ekstra dari DNA, atau secara mekanis, dengan menerapkan tekanan tinggi untuk melepaskan DNA dari bahan-bahan sel lainnya.
(2). Pemotongan DNA menjadi beberapa potongan dengan ukuran yang berbeda. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih “enzim pemotong “ (restriction enzymes ).
(3). Penyortiran potongan DNA berdasarkan ukurannnya. Suatu proses dimana dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran atau “fraksinasi ukuran“ dengan menggunakan cara yang disebut “elektroforesis gel “ (gel electrophoresis ). DNA dimasukkan ke dalam gel ( seperti agarose ), dan muatan listrik diterapkan pada gel tersebut, dengan muatan positif pada dasar wadah gel, dan muatan negatif pada puncak wadah. Karena DNA bermuatan negatif, maka potongan DNA akan tertarik ke arah dasar gel. Namun demikian, potongan-potongan kecil dari DNA akan dapat bergerak lebih cepat, dan karenanya berada lebih jauh dari dasar dibandingkan dengan potongan-potongan yang lebih besar. Berdasarkan prinsip di atas, potongan DNA dengan ukuran yang berbeda akan terpisah, potongan yang lebih kecil lebih dekat ke dasar, dan potongan yang lebih besar lebih dekat ke puncak.
(4). Denaturasi DNA, agar semua DNA berubah menjadi untai tunggal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan atau dengan perlakukan kimiawi terhadap DNA yang terdapat di dalam gel (lihat poin 4 ).
(5). Blotting DNA. Gel dengan DNA yang sudah terfraksinasi berdasarkan ukurannya diterapkan pada lembaran kertas nitrosellulosa sehingga DNA tersebut dapat melekat secara tetap pada lembaran tersebut. Lembaran ini disebut “ Southern blot “. Sekarang “ southern blot “ sudah siap dianalisis. Untuk menganalisis suatu “ southern blot “ digunakan suatu “ probe “ genetik radioaktif yang akan melakukan reaksi hibridisasi dengan DNA yang dipertanyakan. Jika suatu sinar-X dikenakan pada “ southern blot ” setelah “ probe-radioaktif “ dibiarkan berikatan dengan DNA yang telah terdenaturasi pada kertas, hanya area dimana “ probe radioaktif “ berikatan yang terlihat pada film. Keadaan ini yang memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi DNA seseorang dari kejadian dan frekwensi pemunculan pola genetic khusus yang terkandung pada probe.

Apa itu VNTRs ??
Setiap untaian DNA mempunyai bagian yang membawa informasi genetic yang menginformasikan pertumbuhan suatu organisme, bagian ini disebut “ exons “, dan bagian yang tidak membawa informasi genetik, yang disebut “ introns “. Namun demikian, introns bukanlah sesuatu yang tidak berguna, telah ditemukan bahwa introns mengandung ” deretan pasangan basa terulang “. Deretan ini disebut “ Variable Number Tandem Repeats “ ( VNTRs )yang dapat tersusun dari dua-puluh hingga seratus pasangan basa.
Setiap manusia mempunyai beberapa VNTRs. Untuk menentukan apakah seseorang mempunyai VNTR khusus, dibuat suatu “ southern blot “, kemudian southern blot tersebut di-probe-kan, selanjutnya melalui reaksi hibridisasi dengan suatu versi radioaktif dari VNTR yang dipertanyakan. Pola yang dihasilkan dari proses ini dianggap sebagai sidik jari DNA. VNTRs seseorang berasal dari informasi genetik yang diwariskan oleh kedua orang tuanya ( ibu dan bapak ). Dia dapat memiliki VNTRs yang diwariskan dari bapaknya atau dari ibunya, atau kombinasi dari keduanya, tetapi mustahil tidak ada dari keduanya.
Penggunaan Praktis dari Pencetakan Sidik Jari DNA (Suatu Tinjauan Aksiologi)
  • Penentuan ke-bapak-an dan ke-ibu-an ( Paternity and Maternity ) : karena seseorang mewarisi VNTRS dari orang tuanya, maka pola VNTRs dapat digunakan untuk menentukan ke-bapak-an dan ke-ibu-an. Begitu khas-nya pola VNTR tersebut, sehingga pola VNTR yang diwarisi dari orang tua hanya dapat direkontruksi jika pola VNTR dari si anak diketahui ( lebih banyak anak yang diuji, maka rekonstruksi akan lebih benar ). Analisis pola VNTR dari orang tua-anak telah digunakan sebagai standar penyelesaian kasus identifikasi ayah, demikian pula untuk kasus-kasus yang lebih kompleks, seperti penegasan kewarganegaraan, dalam hal adopsi, kedudukan sebagai orang tua kandung. Pada tahun 1988, Kantor Keimmigrasian Inggeris ( United Kingdom Home Office and Foreign Commonwealth ) meratifikasi penggunaan pencetakan sidik jari DNA untuk pemecahan perdebatan keimmigrasian yang bergantung pada hubungan keluarga.
  • Identifikasi Penjahat dan Forensik : DNA yang diisolasi dari darah, air mani (semen), rambut, sel-sel kulit, atau barang bukti genetik lainnya yang ditemukan di tempat kejadian perkara dapat dibandingkan (melalui pola VNTR) dengan DNA dari tersangka pelaku kejahatan, untuk menentukan bersalah atau tidaknya si tersangka tersebut. Pola VNTR juga berguna dalam menetapkan identitas dari korban pembunuhan, juga dari DNA yang ditemukan sebagai barang bukti atau dari mayat itu sendiri. Banyaknya penerapan dari pencetakan sidik jari DNA dalam bidang ini telah menjadikan metode pembuktian ini sebagai metode yang tak terhingga nilainya di dalam lapangan forensik.
  • Identifikasi Perorangan : Gagasan untuk menggunakan sidik jari DNA sebagai suatu jenis “ bar-code ” genetik untuk mengidentifikasi individu telah dibahas, tetapi hal ini kurang disukai. Teknologi yang dibutuhkan untuk mengisolasi, menyimpan di dalam file, kemudian menganalisis jutaan pola VNTR yang sangat khas merupakan hal yang mahal dan tidak praktis.
  • Bidang Kesehatan : Sidik jari DNA telah digunakan pada beberapa bidang penelitian perawatan kesehatan, demikian pula pada sistem peradilan. Sidik jari DNA digunakan untuk mendiagnosa penyakit keturunan, baik pada bayi-bayi yang belum lahir, maupun yang sudah lahir. Penyakit keturunan dimaksud, meliputi : cystic fibrosis,hemophilia, Hutington’s disease, familial Alzheimer’s, sickle cell anemia, dan banyak lagi yang lain. Deteksi awal dari penyakit-penyakit semacam ini memungkinkan dokter dan orang tua si anak untuk mempersiapkan diri terhadap pengobatan yang cocok untuk sang bayi. Pada beberapa program, penasehat genetik menggunakan informasi sidik jari DNA untuk membantu calon orang tua untuk memahami resiko mempunyai anak yang cacat. Sidik jari DNA juga penting dalam pengembangan metode pengobatan terhadap penyakit keturunan. Program penelitian untuk menemukan gen-gen penyebab penyakit keturunan sangat tergantung pada informasi yang tergantung pada informasi yang terkandung di dalam kenampakan (profile ) DNA.
Identifikasi dengan menggunakan metode DNA ini dinilai sangat akurat, namun untuk melakukan deteksi DNA ini dibutuhkan biaya sedikitnya Rp 2,5 juta. Padahal untuk menangani satu kasus, setidaknya dibutuhkan minimal tiga kali tes DNA. Tes itu dari keluarga yang dicurigai kerabat korban, bisa bapak, ibu, adik, atau kakak. Belum lagi apabila korban yang perlu diidentifikasi banyak.
Untuk itu, data pembanding baik gigi, sidik jari dan data-data yang lain sangatlah penting. Semakin banyak bukti, semakin kuat keakuratannya.


Identifikasi Forensik
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak , membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka.Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua nya.Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).

Pemeriksaan sidik jari

Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem.Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatan nya untuk menentukan identitas seseorang.
Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong plastik.

Metode Visual

Metode ini dilakukan dengan memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya.Cara ini hanya efektif pada jenazah yang belum membusuk, sehingga masih mungkin dikenali wajah dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang.Hal ini perlu diperhatikan mengingat adanya kemungkinan faktor emosi yang turut berperan untuk membenarkan atau sebaliknya menyangkal identitas jenazah tersebut.

Pemeriksan Dokumen

Dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya yang kebetulan ditemukan dalam dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali jenazah tersebut.Perlu diingat pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang bersangkutan.

Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan

Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik, badge yang semuanya dapat membantu proses identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut.Khusus anggota ABRI, identifikasi dipemudah oleh adanya nama serta NRP yang tertera pada kalung logam yang dipakainya.

Identifikasi Medik

Metode ini menggunakan data umum dan data khusus.Data umum meliputi tinggi badan, berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya.Data khusus meliputi tatto, tahi lalat, jaringan parut, cacat kongenital, patah tulang dan sejenisnya.
Metode ini mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X) sehingga ketepatan nya cukup tingi.Bahkan pada tengkorak/kerangka pun masih dapat dilakukan metode identifikasi ini.
Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, prkiraan umur dan tingi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya.

Pemeriksaan Gigi

Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan rahang.Odontogram memuat data tentang jumlah,bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya.
Seperti hal nya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan gigi yang khas.Dengan demikian dapat dilakukan indentifikasi dengan cara membandingkan data temuan dengan data pembanding antemortem.

Pemeriksaan Serologik

Pemeriksaan serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah.Penentuan golongan darah pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku dan tulang. Saat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan sidik DNA yang akurasi nya sangat tinggi.

Metode Eksklusi

Metode ini digunakan pada kecelakaan masal yang melibatkan sejumlah orang yang dapat diketahui identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara, kapal laut dan sebagainya.
Bila sebagian besar korban telah dapat dipastikan identitasnya dengan menggunakan metode indentifikasi yang lain, sedangkan identitas sisa korban tidak dapat ditentukan dengan metode-metode tersebut di atas, maka sisa korban diindentifikasi menurut daftar penumpang

Identifikasi Potongan Tubuh Manusia (Kasus Mutilasi)

Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan apakah potongan jaringan berasal dari manusia atau hewan.Bilamana berasal dari manusia, ditentukan apakah potongan-potongan tersebut dari satu tubuh.
Penentuan juga meliputi jenis kelamin, ras, umur, tinggi badan, dan keterangan lain seperti cacat tubuh, penyakit yang pernah diderita, serta cara pemotongan tubuh yang mengalami mutilasi.
Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin).
Penentuan jenis kelamin ditentukan dengan pemriksaan makroskopik dan harus diperkuat dengan pemeriksaan mikroskopik yang bertujuan menemukan kromatin seks wanita, seperti Drumstick pada leukosit dan badan Barr pada sel epitel serta jaringan otot.

Identifikasi Kerangka

Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan, ciri-ciri khusus dan deformitas serta bila memungkinkan dilakukan rekonstruksi wajah.Dicari pula tanda-tanda kekerasan pada tulang dan memperkirakan sebab kematian.Perkiraan saat kematian dilakukan dengan memeperhatikan kekeringan tulang.
Bila terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan identifikasi dengan membandingkan data antemortem.Bila terdapat foto terakhir wajah orang tersebut semasa hidup, dapat dilaksanakan metode superimposisi, yaitu dengan jalan menumpukkan foto Rontgen tulang tengkorak di atas foto wajah orang tersebut yang dibuat berukuran sama dan diambil dari sudut pengambilan yang sama.Dengan demikian dapat dicari adanya titik-titik persamaan.

Pemeriksaan Anatomik

Dapat memastikan bahwa kerangka adalah kerangka manusia.Kesalahan penafsiran dapat timbul bila hanya terdapat sepotong tulang saja, dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik/ reaksi presipitin dan histologi (jumlah dan diameter kanal-kanal Havers).

Penentuan Ras

Penentuan ras dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropologik pada tengkorak, gigi geligi, tulang panggul atau lainnya.Arkus zigomatikus dan gigi insisivus atas pertama yang berbentuk seperti sekop memberi petunjuk ke arah ras Mongoloid.
Jenis kelamin ditentukan berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak, sternum, tulang panjang serta skapula dan metakarpal.Sedangkan tinggi badan dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu, dengan menggunakan rumus yang dibuat oleh banyak ahli.
Melalui suatu penelitian, Djaja Surya Atmaja menemukan rumus untuk populasi dewasa muda di Indonesia :
  • TB = 71,2817 + 1,3346 (tib) +1,0459(fib) (lk 4,8684)
  • TB = 77,4717 + 2,1889 (tib) + (lk 4,9526)
  • TB = 76,2772 + 2,2522 (fib) (lk 5,0226)
Tulang yang diukur dalam keadaan kering biasanya lebih pendek 2 milimeter dari tulang yang segar, sehingga dalam menghitung tingi badan perlu diperhatikan.
Rata-rata tinggi laki-laki lebih besar dari wanita, maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan wanita.Apabila tidak dibedakan, maka diperhitungkan ratio laki-laki banding wanita adalah 100:90. Selain itu penggunaan lebih dari satu tulang sangat dianjurkan.(Khusus untuk rumus Djaja SA, panjang tulang yang digunakan adalah panjang tulang yang diukur dari luar tubuh berikut kulit luarnya).
Ukuran pada tengkorak, tulang dada, dan telapak kaki juga dapat digunakan untuk menilai tinggi badan.Bila tidak diupayakan rekonstruksi wajah pada tengkorak dengan jalan menambal tulang tengkorak tersebut dengan menggunakan data ketebalan jaringan lunak pada berbagai titik di wajah, yang kemudian diberitakan kepada masyarakat untuk memperoleh masukan mengenai kemungkinan identitas kerangka tersebut.



DNA Forensik [Biologi]


MATERI POKOK
FORENSIK Darah, Bahan Genetik, Hasil Ekskresi danPencernaan


Ruang Lingkup
Bahan penyusun tubuh dapat dipakai untuk menyidik (melacak) tentang identitas pemilik tubuh, diantaranyayakni darah, bahan genetik (DNA), hasil ekskresimaupun pencernaan.

Materi yang perlu dipahami siswa yakni tentang
-Identifikasi korban atau pelaku berdasarkangolongan darah
-Kondisi tubuh korban untuk mengetahui penyebab kematian
-Isolasi bahan genetik DNA, bagian-bagiantubuh yang dapat digunakan sebagai sumber mendapatkan DNA.
- Hasil ekskresi urin dapat dilihat kandungansenyawa berbahaya yang dikonsumsi oleh pelakuatau mayat
-Hasil pencernaan baik di lambung maupun diusus atau feces, pada mayat dapat memberikan petunjuk bahan yang dimakan oleh korban untuk keperluan forensik.


Kisi-kisi Soal
-Dapat mengidentifikasikan korban atau pelaku berdasarkan golongan darah
-Dapat menjelaskan kondisi tubuh korban yangmenyebabkan kematiannya
-Dapat mengetahui cara isolasi bahan genetik DNA, bagian-bagian tubuh yang dapat digunakansebagai sumber mendapatkan DNA
-Dapat mengidentifikasikan kandungansenyawa berbahaya yang dikonsumsi oleh pelaku,mayat dari sampel urinnya
-Dapat mengidentifikasi hasil pencernaan baik di lambung maupun feses pada mayat untuk memberikan petunjuk tentang bahan yang dimakan korban.


Uraian Singkat Materi
Forensik merupakan ilmu yang mengembangkan cara penyidikan untuk mencari identitas seseorang baik  pelaku atau korban, berdasarkan antara lain kondisitubuh, sisa bagian tubuh, atau hasil ekskresi maupun pencernaan.

Golongan darah untuk forensik 
-Pelacakan identitas korban atau pelakukejahatan antara lain dapat dikenali dari darahyang tertinggal ditempat kejadian. Darah tersebutdapat diidentifikasi karena ada tidaknya proteinaglutinogen A, B atau AB. Namun, golongandarah sering belum mencukupi bukti untuk menentukan identitas seseorang.untuk itu perludilakukan pencarian bukti antara lain dengan menggunakan DNA dari jaringan tubuh yang tertinggal (misalnya : darah, akar rambut).

Kondisi tubuh korban untuk forensik 
Korban akibat perlakuan kekerasan(pemukulan atau jatuh) dapat meninggalkanluka-luka mulai dari lembam, memar, retak atau patah tulang. Adanya luka pada kepalakorban,hingga mengenai jaringan otaknya,umumnya menjadi penyebab kematiannya. Lukalembam atau memar umumnya disebabkan oleh pukulan yang keras atau terjatuh. Warna birukehitaman pada kulit korban disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, terutama arteri. Namun, apabila kondisi mayat tadi meninggalnya cukup lama sering juga muncullembam seperti bekas pukulan.
Bahan genetik DNA untuk forensik 

Bahan genetik DNA dapat digunakan sebagaisumber untuk mendapatkan informasi tentangidentitas seseorang. Sebagai contoh, kasuskecelakaan yang menyebabkan tubuh korbanhancur atau terbakar, maka dapat dilacak identitas korban tersebut denganmembandingkan DNA dari korban tersebutdengan DNA dari orang yang diduga memilikihubungan keluarga dengan si korban.
Hampir semua sel penyusun tubuh seseorangmengandung bahan genetik yang identik, karenatubuh manusia berkembang dari satu sel telur yang dibuahi, selanjutnya membelah menjadi banyak sel dengan bahan genetik yang sama.Bahan genetik tersebut dapat diambil(diisolasi) dari sisa-sisa jaringan yang masihmengandung sel-sel yang berinti.
Bahan genetik DNA juga bisa dipakai untuk menyidik pelaku kejahatan, misalnya pembunuhan atau kekerasan. Apabila si pelakutindak kekerasan tadi meninggalkan sebagiansel-sel tubuhnya,misalnya sel yang ada pada akar rambut pelaku, maka dapat dilakukan isolasiDNA dan dianalisa untuk penyidikan.Gambar pola sidik jari (dalam lingkaran) dan pola potongan DNA (pita dalam kotak) dari dua orangyang berbeda menunjukkan perbedaan pola baik  pada sidik jarinya maupun sidik DNA nya untuk masing-masing orang tersebut.

Hasil ekskresi urin untuk forensik 

Hasil ekskresi tubuh, antara lain urin, dapatdigunakan sebagai bahan penyidikan terhadapkasus keracunan, mengkonsumsi psikotropikamaupun penyebab kematian seseorang.
Tubuh berusaha mengeluarkan sisametabolisme atau senyawa racun yang tidakdiperlukan terutama melalui urin. Apabilaseseorang mengkonsumsi bahan psikotropika,misalnya narkotika atau pil ekstasi, maka dalamurinnya akan mengandung senyawa hasil perombakan bahan tersebut. Kejadian ini banyak dilakukan untuk mengetes seseorang apakah diamengkonsumsi obat-obatan terlarang.Kandungan bahan berbahaya dalam urin yangmenyebabkan kematian seseorang juga dapatdigunakan untuk keperluan forensik. Urin pada wanita hamil juga mengandunghormon yang khas yakni hCG (human chorionicgonadotropin). Adanya hormon tersebut dapatdigunakan sebagai penyidikan kasus yang didugakarena ada hubungannya dengan kehamilan.

Hasil pencernaan untuk forensik 

Tubuh dapat memberikan reaksi akibatmengkonsumsi makanan yang mengandungracun. Sebagai contoh, zat arsenik, potasium, dapat mematikan apabila ada dalam lambungkorban.
Lama bahan tadi berada dalam tubuh dapatdilihat dari isi lambung korban atau darifesesnya. Apabila zat berbahaya tadi dijumpaidalam lambung dengan jumlah cukup banyak  berarti korban sengaja diracun untuk segera mati.Apabila bahan tadi ditemui dalam feses dandalam lambung hanya dalam jumlah sangat kecil,kemungkinan korban diracuni secara pelan-pelanmelalui zat yang dicampurkan dalam makananatau minumannya dalam jumlah sedikit tapi sering dikonsumsi.

FORENSIK : SIDIK JARI, ANATOMI DAN HISTOLOGI
Suatu organisme hidup adalah sebuah unit yangkompleks dari zat-zat fisika-kimiawi yang mampumelakukan regulasi sendiri,metabolisme, danreproduksi. Selain itu organisme hidup menunjukkankemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya,tumbuh dan bergerak, serta beradaptasi. Bagaimanakahdengan organisme tak hidup?. Apakah mereka akanmelakukan aktivitas seperti halnya organisme hidup?.Tentu saja tidak. Apa dan bagaimanakah yang terjadisaat organisme hidup mengalami kematian?. Banyak teori yang disampaikan untuk menjelaskanmekanismenya. Pada dasarnya kerusakan sel-sel yangmengarah ke kematian sel, selanjutnya kematian jaringan, organ, sampai ke kematian individu padaorganisme multiseluler sangatlah kompleks. Ilmu yangmempelajari kelainan sel/jaringan/organ yangdisebabkan luka atau penyakit adalah
 patologi
. Terdapat4 proses sehingga terbentuk keadaan yang patologik,yaitu : penyebabnya, mekanismenya (patogenesis), perubahan-perubahan morfologik yang muncul, dan perubahan fungsional yang disebabkan perubahanmorfologik (perubahan secara klinik).Pada sel yang normal, secara genetik telah diatur  baik struktur maupun fungsinya untuk pengaturan metabolisme, diferensiasi, merespon stimuli yangdatang, dan fungsi lainnya. Sebagai contoh adalah sel-sel otot gerak. Perbesaran sel-sel otot akan tetap dalamkeseimbangan untuk mampu melaksanakan aktivitasyang berlebih. Respon adaptif ini yang mengalami penurunan baik dalam ukuran maupun fungsinya.Apabila respon adaptif yang sedikit / ringan tidak dapatdilakukan, atau pada kasus tertentu adaptasi ini tidak  berjalan, maka dikenal sebagai kerusakan sel/sel yangluka. Apabila kerusakan terjadi terus menerus, dan seltidak mampu lagi mengatasinya maka terjadilahkematian sel (irreversible injury/cell death) dan keadaanini tak dapat diperbaiki kembali. Berikut adalah gambar kerusakan sel yang mengarah ke kematian sel, gambar 1.Gambar 2 menjelaskan tentang hubungan antara selnormal, sel yang beradaptasi, dan sel yang mengalami kerusakan namun masih dapat kembali normal, dan selmati.Penyebab kerusakan atau kematian sel bermacam.Pertama adalah hipoksia disebabkan kekurangan / tidak ada suplai darah (ischemia), misalnya padaarterisklerosis; termasuk juga menurunnya kapasitasoksigen terlarut dalam darah yang terjadi pada penderita anemia atau karena keracunan karbon-monoksida. Ke dua adalah karena benturan fisik, termasuk  benturan mekanik (disebabkan oleh benda-benda),keadaan suhu yang ekstrim (misalnya terlalu dingin, atauterlalu panas/terbakar), perubahan tekanan atmosferik yang mendadak, radiasi, serta shok karena benda-bendaelektronik.Ke tiga, kerusakan sel yang mengarah ke kematiansel dapat diakibatkan oleh bahan-bahan kimia dan obat-obatan. Banyak sekali bahan kimia dan obat-obatan yang berbahaya bagi tubuh, mulai dari menyebabkan iritasi(alergi ringan), sampai menyebabkan kematian individu.



Larutan gula atau garam pada konsentrasi hipertonik sangat memungkinkan menyebabkan kerusakan selsecara langsung. Bahkan oksigen dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Berbagai bahan kimia yang dikenal beracun adalah : arsenic,sianida, garam merkuri mampu menyebabkan kerusakansel bahkan menyebabkan kematian individu dalamwaktu singkat, yaitu dalam hitungan menit atau jam saja.Bahan lain yang sering kita jumpai misalnya, air danlingkungan yang terpolusi, insektisida, herbisida, berbagai industri yang membuang limbah 3B (bahan berbahaya, karbon monoksida, asbestos), alcohol, danobat-obatan narkotika, dan bahkan obat-obatan yang berfungsi meningkatkan berbagai fungsi serta untuk  pengobatan penyakit.Ke empat, kerusakan sel disebabkan oleh kumanatau agen penyakit. Kuman atau agen penyakit ini sangat bervariasi ukurannya, dari submikroskopik (virus)sampai ke parasit yang besar ukurannya, seperti cacing pita. Diantaranya terdapat, rickettsiae, bakteri, fungi, dan parasit lainnya. Karena bermacamnya penyebabkerusakan maka akibatnya juga beragam tergantung pada penyebabnya.Ke lima, disebabkan oleh reaksi-reaksi imunologik.Keadaan ini dapat menyebabkan individu tetapsurvive/bertahan hidup, atau mati. Meskipun sistim imuntubuh juga berfungsi untuk melawan kuman penyakit,keadaan ini juga menyebabkan perubahan sampai kekerusakan sel-selnya. Reaksi anapilatik terhadap proteinasing atau dapat menyebabkan kejadian autoimun.Ke enam, adalah kelainan genetic.Keadaan kerusakan atau perubahan secara genetic dapatmenyebabkan malformasi secara congenital,sebagaicontoh sindroma down. Kekeliruan metabolisme saatkehamilan dapat meningkatkan resiko ketidaknormalanreaksi enzimatik yang ada.Penyebab perubahan yang mengarah ke kerusakansel yang ke tujuh adalah ketidakseimbangan pola makan(nutritionalimbalance). Kekurangan kalori protein yangterus menerus dapat menyebabkan kematian individu.
Selain itu kelebihan lemak (kegemukan) dapat berakibatmeningkatnya untuk memperoleh atherosklerosis.Selanjutnya, gambaran secara anatomi dan histologimulai dari sel sampai individu juga beragam, sangatkompleks. Pada kesempatan ini hanya diberikan beberapa gambaran saja. Selain itu, perlu dipahami bahwa untuk mendiskripsikan temuan hewan/manusiayang mati dimulai dari aspek morfologiknya, kemudiananatomi, dan bila perlu cara histologik. Kesemua datayang diperoleh dipadukan dengan lingkungan saat jasadditemukan. Hal tersebut sangat membantu untuk identifikasi jasad secara lengkap.Analisis sidik jari sering dilakukan, meskipun jasadtelah diketahui identitasnya. Hal ini sebagairecorddata. Secara genetik, kita adalah individu yang diploid(separo dari bapak dan separo lainnya dari ibu), apabilakita cermati sidik jari (garis-garis .....) yangmenyusunnya sangat beragam, dan setiap individuadalah berbeda. Sehingga keadaan ini sangat membantudalam identifikasi temuan jasad. Selain itu struktur gigi, bahkan sampai tingkat analisis DNA saat ini menjadi penting untuk menelusuri jejak jasad.






Analisis DNA [Biologi]


DNA fingerprint, Metode Analisis Kejahatan pada Forensik

Mungkin banyak mahasiswa kimia, sekarang ini yang bercita-cita untuk menjadi seorang ahli forensik. Bekerja membuktikan suatu kejahatan dengan cara-cara ilmiah dan khas seorang kimiawan (terdapat sampel, peralatan laboratorium dan metode analisis) tentunya adalah suatu pekerjaan yang menarik dan tak lupa pula gaji yang lumayan besar. Tetapi sebelum sampai ke benar-benar bekerja di forensik, penulis akan menginformasikan salah satu metode analisis kejahatan di forensik yakni DNA fingerprint.

Di Indonesia, DNA
fingerprint mencuat namanya sebagai cara identifikasi kejahatan dan korban yang telah hancur setelah terjadi peristiwa peledakan bom di tanah air seperti kasus bom Bali, bom Marriot, peledakan bom di depan Kedubes Australia dan lain-lain. Pengunaan informasi DNA fingerprint di Indonesia boleh dibilang masih sangat baru sedangkan di negara-negara maju, hal ini telah biasa dilakukan.
DNA fingerprint
Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat. Asam nukleat merupakan senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Penemuan tehnik
Polymerase Chain Reaction (PCR) menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner di berbagai bidang. Hasil aplikasi dari tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu. Karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik, informasi ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan.

DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Dalam kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA diatas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA yang dapat dilacak.

Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut terdapat DNA inti sel. Bagian-bagian tubuh lainnya yang dapat diperiksa selain epitel bibir, sperma dan rambut adalah darah, daging, tulang dan kuku.
Metode analisis DNA fingerprint
Sistematika analisis DNA
fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel sampai ke analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk cairan sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan.

Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah dasar penyusunan DNA
fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel.

Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA
fingerprint. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint dengan pemilik sampel jaringan (tersangka pelaku kejahatan).
Penutup
Kemampuan ahli forensik dalam mengendus jejak kejahatan melalui metode analisis DNA
fingerprint merupakan suatu langkah maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan proses biometri (identifikasi menggunakan sidik jari, retina mata, susunan gigi, bentuk tengkorak kepala serta bagian tubuh lainnya) yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi. Terlepas dari keuntungannya itu, penerapan DNA fingerprint masih terbatas di Indonesia dikarenakan dana yang dibutuhkan sangat mahal dan SDM forensik yang kurang, sehingga kepolisian RI biasanya menerapkan standar prioritas untuk analisis ini, prioritas utama analisis biasanya menyangkut kasus-kasus nasional seperti peristiwa peledakan bom atau untuk potongan tubuh korban yang telah hancur, yang tidak dapat diidentifikasi lagi dengan proses biometri.

Rabu, 15 Januari 2014

5 Puisi

Mana Janjimu ?
Karya : Darmawan Agung P.

Dulu, kau bilang akan mensejahterakanku
Kini, kami kelaparan !
Hanya ada batu untuk mengganjalnya
Mengganjal berisiknya perut kami ini
Menunggu sesuap nasi dari janjimu
Kami tertatih-tatih di pinggir jalan
Seakan tak tahu harus bagaimana
Ingin rasanya batu ini kami lempar ke mukamu
Begitu kecewa kami denganmu
Mana janjmu itu para pengkhianat ?
Sudah terlalu lelah kami menunggu
Tapi biarlah Tuhan yang membalas
Semua omong kosongmu itu !

Persahabatan Sejati
Karya : Darmawan Agung P.

Seratus tahun sudah kita bersama
Melewati kisah hidup yang terus menerpa
Seperti air di lautan yang tak berhenti mengalir
Itulah pilu hidup yang kita lewati
Banyak air mata yang kita tumpahkan
Banyak juga senyum yang kita berikan
Keluar air matamu begitu juga denganku
Bagai pohon dengan akarnya
Itulah persahabatan kita
Yang tak pernah putus selamanya

Tahta
Karya : Darmawan Agung P.

Kau selalu menjadi buruan para manusia
Yang ingin menguasai alam semesta
Banyak orang bersaing meraihmu
Saling sikut sesama saudara
Menghalalkan segala cara yang ada
Untuk menjadi sang penguasa
Tapi, tak tahukah mereka ?
Kau dapat menjadi bumerang !
Yang mengobarkan api perang
Jika tak bijaksana
Dalam menjalankannya

Dahsyatnya Bencana-Mu
Karya : Darmawan Agung P.

Kau adalah ujian luar biasa
Ujian dari sang pencipta untuk para manusia
Setiap kali kau datang menghampiri kami
Kami semua takut, takut untuk menyambutmu
Karena kau dapat menjadi perusak besar
Goncanganmu begitu dahsyat
Bahkan, membuat semua bangunan tak mampu berdiri lagi
Kau juga dapat menumpahkan air di lautan
Semudah membalik telapak tangan
Meskipun begitu,
Kau membuat pelajaran yang berarti
Untuk bisa hidup lebih baik lagi

Sahabat Terbaik
Karya : Darmawan Agung P.

Teringat disaat kita bersama
Berbagi canda tawa bahagia
Hadirmu membawa damai dalam sukmaku
Bersama-sama kita melangkah maju
Namun aku juga tak pernah lupa
Saat-saat sulit yang kita lewati bersama
Kau yang selalu ada disisiku
Menghapus setiap air mata yang menetes dari keningku
Aku rindu kau wahai sahabatku
Sekarang kau telah tiada
Tapi aku akan selalu mengingat semua yang kita lewati bersama


Cerpen [Sahabat Sejati yang Telah Pergi]

Sahabat Sejati yang Telah Pergi
Penulis : Darmawan Agung Priambudi

Persahabatan adalah sesuatu yang sejati dan tak dapat dipisahkan. Di sebuah kota terdapat dua orang sahabat. Sahabat tersebut bernama Bobby dan Arjun. Mereka menjalankan persahabatan dengan baik. Saat itu mereka berumur 5 tahun. Bobby dan Arjun bersekolah di TK yang sama yaitu TK Yapis di daerah itu. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama-sama. Kebetulan mereka tinggal di sebuah kompleks perumahan yang sama. Sepulang sekolah mereka selalu bermain bersama-sama.
Suatu hari sepulang sekolah mereka janjian untuk bermain kelereng bersama. Setelah makan siang, mereka ketemuan di lapangan dekat rumah mereka.
Hai Bob “ sapa arjun
Hai juga Jun” balas Bobby
Mereka akhirnya bermain kelereng bersama sampai beberapa jam. Tidak lama kemudian datanglah teman-teman mereka. Mereka adalah Rizky, Anto, Adi, Asgar dan beberapa teman lainnya.
Hai Bob, hai Jun..” sapa mereka dari jauh
Kalian lagi apa ?” tanya Rizky
Lagi main kelereng ky “ jawab Bobby dan Arjun
Waduh, kayaknya gak asyik kalau kita main kelereng, bagaimana kalau kita bermain sepakbola saja ?” usul Anto.
Wah.. asyik tuh. Ayoayoo... !” seru mereka semua.
Akhirnya merekapun bermain sepakbola bersama-sama. Karena terlalu asyik bermain sepakbola merekapun akhirnya lupa waktu. Tidak terasa waktu sudah mendekati maghrib. Orangtua dari mereka masing-masing pun memanggil mereka untuk pulang ke rumah karena sudah mau maghrib. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
Seperti biasa sehabis mandi, Bobby dan Arjun selalu pergi ke masjid untuk sholat maghrib berjama’ah. Sehabis sholat maghrib berjama’ah mereka melanjutkan mengaji di masjid sampai waktu isya tiba. Setelah sholat isya di masjid, mereka berdua pilang ke rumah masing-masing.


Jun, aku pulang dulu ya ?” pamit Bobby
Iya Bob, aku juga mau pulang nih, sampai ketemu besok ya” kata Arjun
Iya Jun, hati-hati ya” kata Bobby
Iya” jawab Arjun

Di pagi hari Arjun datang ke rumah Bobby untuk pergi ke sekolah bersama-sama. Mereka diantar oleh Ayah Bobby. Sesampainya di sekolah mereka bertemu dengan teman-teman mereka yang lain dan melalukan kegiatan seperti biasanya, bermain, belajar dan bercanda bersama-sama.
Tidak terasa sudah 2 tahun mereka berdua melewati masa-masa TK mereka bersanma-sama. Setelah lulus dari TK mereka berdua tanpa di duga bertemu lagi di SD yang sama. Persahabatan mereka pun terus berlanjut. Tapi di SD Bobby dan Arjun tidak berada di kelas yang sama. Arjun berada di kelas A dan Bobby berada di kelas B.
Meskipun begitu persahabatan mereka masih sangat baik. Mereka setiap hari masih sering bermain bersama. Suatu hari Bobby menyatakan untuk pindah rumah yang agak jauh dari rumah Arjun. Mereka pun sudah mulai jarang bermain bersama. Tapi salah satu dari mereka masih sering mengunjungi rumah masing-masing. Tidak terasa saat ini Bobby telah menginjak kelas 4 SD.
Suatu hari Arjun tertimpa sakit dan dia harus dirawat di rumah sakit. Bobby pun menjenguk sahabat baiknya itu di rumah sakit.
Hai Jun, gimana udah baikan belum ?” tanya Bobby
Alhamdulillah sudah agak baikan Bob” jawab Arjun sambil tersenyum
Syukurlah kalau begitu Jun, cepet sembuh ya” kata Bobby
Iya Bob, makasih ya udah jenguk aku” kata Arjun
Iya sama-sama Jun” jawab Bobby
Merekapun berbincang-bincang sampai sore hari. Akhirnya Bobby pun pamit pulang ke rumah. Seminggu kemudian Arjun pun sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Besoknya Arjun langsung main kerumah Bobby. Bobby pun tampak bahagia melihat sahabat baiknya itu sudah sehat kembali. Merekapun bermain bersama sampai larut malam. Arjun pun dijemput Ayahnya untuk pulang karena memang sudah larut malam. Arjun pun pamit pulang.
Dua hari setelahnya ada kabar duka bagi Bobby, sahabat baiknya kembali masuk rumah sakit dan nyawanya sudah tidak bisa ditolong lagi. Arjun memang sudah lama menderita sakit dibagian hati. Bobby sangat sedih dan terpukul mendengar kabar duka itu. Dia tidak percaya kalau sahabatnya itu sudah tidak ada karena kemarin Arjun tampak baik-baik saja. Tapi Bobby harus menerima kenyataan bahwa sahabat baiknya itu sudah pergi untuk selamanya. Bobby pun harus menjalani hidup tanpa seorang sahabat yang selama ini selalu menemaninya dalam suka ataupun duka.
Tujuh tahun pun telah berlalu dan sekarang Bobby telah duduk di bangku SMA. Bobby pun masih sering meneteskan air mata ketika mengingat masa-masa indah bersama Arjun dulu. Bobby juga sering mengunjungi tempat-tempat dia dan Arjun dulu bermain, bercanda dan tertawa bersama-sama. Kini sang sahabat sejati telah tiada. Selamat jalan sahabat terbaikku, aku akan selalu merindukanmu.

Sahabat Sejati Selamanya

Kau adalah orang terbaik bagiku
Yang selalu ada disisiku
Mengajariku untuk selalu tersenyum
Walau badai selalu menghantam
Tak ada kata lelah bagimu
Untuk selalu menghiburku
Di saat aku susah dan tertatih
Kau selalu membantu dalam rintih
Tapi kini aku harus beredih dan meneteskan air mata
Melihatmu yang pergi untuk selamanya
Kini aku telah bahagia sahabatku
Meskipun terkadang bersedih mengingat masa-masa dulu
Aku hanya berharap kau tenang disana
Selamat jalan sahabat sejati selamanya